Lebih dalam mengenal herbal.

Lebih Dalam Mengenal Herbal

Penggunaan obat herbal awalnya dilakukan untuk melengkapi pengobatan modern. Namun sering perkembangan zaman, herbal semakin diakui di dunia medis. Amankah? Apa saja mecamnya? Cari tahu lebih dalam, yuk.

Saat ini kepercayaan masyarakat maupun paramedis terhadap obat herbal semakin hari makin meningkat. Obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan dulu sebagian besar hanya digunakan kalangan masyarakat menengah ke bawah sekarang sudah naik “kasta”, derajatnya hampir menyamai dengan obat-obatan modern yang berasal dari bahan-bahan kimiawi.

Di dunia kedokteran sendiri saat ini, posisi obat herbal berfungsi sebagai pelengkap obat-obatan modern yang sudah ada. “Karena itulah di beberapa rumah sakit di Indonesia.

Karena itu obat-obat herbal berfungsi sebagai pelengkap obat-obatan modern yang sudah ada Melengkapi Obat Modern

Mengapa obat herbal semakin diakui keberadaannya? Karena tidak dapat dipungkiri dalam perkembangannya obat modern yang diajarkan kepada para dokter tidak mampu mengimbangi pertumbuhan jenis penyakit yang begitu pesat.

Berbagai penyakit terutama yang menyerang negera-negara berkembang begitu banyak macam ragamnya. Satu jenis penyakit belum ditemukan obatnya sudah bermunculan jenis penyakit lain yang tidak kalah gawatnya. “Lihat saja HIV/AIDS belum diketemukan formula pengobatannya, sudah muncul jenis HN1 yang juga jenis penyakit mematikan,.

Karena pengobatan modern saja dianggap tidak mampu mengimbangi kemudian para ilmuwan dunia mulai ada kesepahaman, bahwa untuk menyembuhkan jenis penyakit, tidak mutlak dengan menggunakan pengobatan modern seperti yang selama ini ada, tapi juga diperbolehkan menggunakan obat herbal, bahkan sampai akupuntur, massage dan lain sebagainya. Sebab, pengobatan herbal sendiri sebenarnya sudah lama ada dalam peradaban manusia, dan digunakan sebagai salah salah pengobatan secara turun temurun.

“Karena filosofi pengobatan itu pada dasarnya tidak mengenal pengobatan modern atau tidak modern, yang penting pengobatan itu mampu menyembuhkan penyakit, tanpa membedakan kasta dari teknik pengobatan itu sendiri

Gaung dari penggunaan obat herbal itu sendiri semakin kencang karena secara bersamaan di era tahun 80-an juga ada gerakan back to nature . Di era itu masyarakat mencoba menggunakan sesuatu bersumber dari alam sebagai salah satu pengobatan elternatif. “Sejak itulah, obat herbal semakin bisa diterima baik oleh masyarakat maupun tenaga medis sendiri.

Berasal dari Tanaman

Sejak itu pula lembaga WHO juga mulai memperkenalkan obat herbal sebagai pelengkap obat modern. Tapi, jika dilihat dari sejarahnya, sebenarnya banyak obat-obat modern pada awalnya bahan aktifnya diambil dari tumbuhan-tumbuhan.

Beberapa contohnya adalah pil kina yang digunakan untuk sakit malaria. Pada awal ditemukannya sekitar tahun 1700-an kina tersebut berasal tumbuh-tumbuhan.

Demikian pula dengan taxol , obat yang digunakan untuk penderita kanker. Pada awal ditemukannya tahun 1964 dan baru dirilis di dunia internasional pada tahun 1990-an pada awalnya berasal dari kulit batang tanaman taxus brevifolia . “Tanamannya berbatang kecil dan tumbuh menjuntai. Tanaman ini tumbuh liar di kawasan Eropa.

Pelan tapi Pasti

Bahwa efek dari obat-obatan herbal itu memang tidak secepat obat modern, ia bekerja pelan tapi pasti. Demikian pula sebaliknya, kalau berdampak, dampak yang ditimbulkan tidak sebesar produk obat-obatan kimiawi.

Soal manfaat tumbuhan tidak heran lagi. Ini mempunyai cerita, beberapa waktu lalu seseorang pasien mengidap diabetes. Akibat dari diabetes tersebut ada beberapa bagian luka di tubuhnya yang tidak kering serta diharuskan untuk mengurangi berat badannya.

Tapi pasien tersebut mencoba melakukan pengobatan herbal. Dia kemudian membeli ramuan herbal, kemudian merebus. ramuan herbal ini dan meminum setiap hari sebelum makan “Sekarang si penderita tersebut sehat, gulanya normal dan tidak harus mengurangi berat badannya..

Bahkan yang mengherankan, obat-obatan herbal itu mempunyai keunikan yang tidak dimiliki jenis obat modern. Salah satu diantaranya, jika satu bagian tanaman itu mempunyai dampak buruk jika dikonsumsi, maka bagian lain justru sebaliknya, akan bisa menetralkan. Salah satu contohnya, kalau pusing karena terlalu banyak makan durian, maka cara untuk menetralkan sederhana saja. Bagian cangkang kulit durian itu diberi air, kemudian setelah diaduk-aduk air yang ada di cangkang itu kemudian diminum. Maka, dalam waktu sekejap pusing itu akan reda. “Hal ini sudah terbukti”

Tinggalkan komentar